Sunday, December 17, 2017

KENYATAAN NDP MENGENAI PENGIKTIRAFAN AS MENJADIKAN JERUSALEM IBU KOTA ISRAEL

Mengingati dan menginsafi konsekuensi serius dari pengakuan-pengiktirafan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibu kota rejim penjajah Zionis Israel, Badan Perhubungan Daerah Tutong, Parti Pembangunan Bangsa (NDP) mengecam sekeras-kerasnya dan menolak keputusan dan deklarasi sepihak(unilateral) oleh Presiden Amerika Syrikat, Donald Trump, untuk mengakui-mengiktiraf Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Langkah tersebut justeru akan melemahkan dan membantutkan semua upaya untuk menemukan solusi komprehensif, adil dan berkekalan terhadap konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung sejak lebih tujuh(7) dekade, iaitu solusi dua negara yang diiktiraf oleh masyarakat internasional.


Segala bentuk percubaan untuk menduduki dan menguasai Al-Quds Al-Sharif secara unilateral atau perubahan kepada perbatasan pra-1967, adalah merupakan pelanggaran hak-hak bangsa Palestina dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri yang dijamin didalam Piagam Pertubuhan Bangsa Bersatu ((PBB) yang juga merupakan pelanggaran serius undang-undang internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, termasuk Resolusi 2334 (2016) yang bersangkutan.


Seperti yang kita ketahui, isu Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) adalah inti dari perjuangan Palestina. Justeru itu, keputusan yang diambil Amerika Syarikat tersebut adalah satu bentuk provokasi dan menimbulkan konsekuensi serius terhadap keamanan dirantau ini dan wajarlah kita mempersoalkan kredibiliti dan keseriusan Amerika Syarikat sebagai "dialogue partner" yang jujur. Disini, atas nama Parti Pembangunan Bangsa, kita di Badan Perhubungan Daerah Tutong menegaskan bahawa status akhir Al-Quds Al-Sharif tidak boleh diputuskan oleh pengakuan-pengiktirafan unilateral(sepihak). Isu ini harus diselesaikan melalui negosiasi bilateral antara Palestina dan Israel di bawah kerangka solusi dua negara, dengan Russia dan Amerika Syarikat sebagai pemerhati dan rakan dialog yang jujur lagi berkecuali (neutral). OIC sebagai organisasi yang mewakili lebih dari 1.6 billion umat Muslim, juga wajib menjadi garda terdepan menangani masaalah ini secara tegas melalui jalur politik dan ekonomi dengan langkah militer sebagai pilihan terakhir jika Amerika Syarikat dan Zionis Israel terus bersikap degil dan arogan.


Dalam konteks Negara Brunei Darussalam, kita harus bersatu dalam upaya kita menolak langkah apapun untuk mengisytiharkan Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) sebagai ibu kota Zionis Israel. Sebaliknya, Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) pada akhirnya harus menjadi ibu kota sebuah Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dan dikekalkan status "berkecuali dan terbukanya" sebagai tempat suci kepada penganut-penganut tiga agama samawi. Kita menegaskan bahwa Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) adalah tempat suci bagi umat Islam dan juga merupakan tempat yang sangat penting bagi agama-agama lain dan ini harus menjadi tempat aman dan damai untuk penganut-penganut dari berbagai agama berkumpul dan beribadah mengikut keyakinan masing-masing. Dari itu adalah kritikal bagi kita menghulurkan kerjasama berbagai bentuk sebagai saudara sesama Muslim, dan dengan masyarakat internasional dalam pelantar OIC, untuk memastikan bahwa status Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) dinegosiasikan dalam kerangka dasar solusi dua negara yang saling berdampingan. Oleh karena itu, kita harus mengoptimalkan usaha untukmenjaga perdamaian di kota ini dan memastikan bahwa status Al-Quds Al-Sharif(Jerusalem) dinegosiasikan dalam kerangka dasar solusi dua negara yang saling berdampingan. Oleh karena itu, kita harus mengoptimalkan usaha untukmenjaga perdamaian di kota ini dan memastikan akses penganut-penganut semua agama terjamin selama-lamanya.


Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Hidup Palestina!

Badan Perhubungan Daerah Tutong,
PARTI PEMBANGUNAN BANGSA (NDP)

14 Disember 2017

No comments:

Post a Comment